Kita dan Malam yang Penuh Cerita
Malam selalu menjadi waktu kita. Di tengah kesunyian, layar ponsel menjadi jembatan yang menyatukan dua dunia yang berbeda. Aku di kamar yang selalu dingin, dan kamu entah di mana, seringkali tidak jelas. Kata-katamu mengalir lancar, seperti aliran sungai yang menenangkan, meski kadang terasa ada batu yang tersembunyi di dalamnya.
"Aku sayang kamu,"
katamu di setiap akhir percakapan. Suaramu lembut, meyakinkan, tetapi entah kenapa aku selalu merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan.
Kita berbicara setiap malam, menceritakan hari kita, mimpi-mimpi, dan rencana yang seringkali hanya mengawang. Tapi semakin lama, ada pola yang aku sadari. Kamu sering mengubah cerita. Apa yang kamu katakan malam ini, berbeda dari malam sebelumnya.
“Aku baru pulang dari kerja,”
katamu suatu malam. Tapi, keesokan malamnya kamu bilang,
“Tadi siang aku ada di rumah seharian.”
Aku diam. Aku menyimpan pertanyaan itu di hati, tidak ingin merusak malam-malam yang terasa begitu akrab. Tapi, di sisi lain, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri.
Aku menyayangimu. Mungkin terlalu. Aku mencintai malam-malam ini, walaupun aku tahu mungkin aku hanya mencintai cerita yang kamu buat. Aku selalu ingin percaya bahwa di balik setiap kebohongan kecilmu, ada kebenaran yang kamu coba lindungi. Tapi, sampai kapan?
Suatu malam, aku memberanikan diri untuk bertanya,
“Kenapa kamu sering cerita beda-beda?”
Kamu terdiam. Ada jeda yang panjang sebelum akhirnya kamu menjawab,
“Aku nggak mau kamu tahu semuanya. Aku takut kehilangan kamu kalau kamu tahu aku sebenarnya.”
Jawaban itu membuat hatiku terpecah. Di satu sisi, aku menghargai kejujuranmu malam itu, tapi di sisi lain, aku sadar bahwa ini bukan hubungan yang aku inginkan. Aku ingin kepastian, bukan cerita. Aku ingin kenyataan, bukan fiksi.
Kini, malam-malam kita tak lagi sama. Aku mulai menjaga jarak, membiarkan pesan-pesanmu hanya menjadi notifikasi di layar. Aku sadar, seindah apa pun cerita yang kita bagi, cinta yang dibangun di atas kebohongan tidak akan pernah memiliki masa depan.
Aku masih menyayangimu, tapi aku lebih memilih menyayangi diriku sendiri.
Malam-malam yang penuh cerita ini mungkin akan menjadi kenangan, tapi aku yakin, aku akan menemukan cinta yang nyata suatu hari nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar